Menjaga Kekudusan


Belajar dari Yusuf (4): Keep the purity / fear of God despite success

Kej 39: 8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, 9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

Saudara/i yang dikasihi Tuhan, bahaya dari sukses adalah sukses itu sendiri. Salah satu penghalang besar bagi sesorang untuk memperoleh sukses yang lebih besar adalah rasa puas dengan sukses yang kecil itu lalu menjadi lengah. Suatu sukses bisa membuat sesorang puas diri dan merasa sudah waktunya untuk menikmati pencapaiannya itu. Dan sering saat-saat seperti itu adalah saat dimana benteng pertahannya menjadi lemah. Sering sekali kita mendengar orang yang sukses jatuh karena suatu skandal. Entah itu skandal sex, skandal keuangan, atau skandal-skandal yang lain.

Salah satu contoh terjadi pada karir Daud. Alkitab mengatakan pada musim dimana raja raja pergi berperang, dia tinggal di Yerusalem. Saat itulah dia menjadi lengah dan jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Puji Tuhan, Daud memiliki hati yang mudah bertobat dan mau berubah. Dia tidak pernah mengulangi kesalahan yang sama dan Tuhan memulihkan dia dan meneguhkan janji untuk Daud dan keturunannya.
Lupa Pada Tuhan Sebagai Sumber Kesuksesan
Sukses bisa menjadi berbahaya terutama bila seseorang menjadi lupa pada Tuhan. Bila seseorang sudah lupa pada Tuhan, maka dia tidak lagi takut akan Tuhan dan akan mudah sekali kompromi dengan dosa. Itulah awal kejatuhan yang senantiasa disiapkan oleh si Iblis.

Namun hal itu tidak terjadi pada Yusuf. Yusuf berbicara soal loyalty di ayat 9 diatas. Namun dia terlebih lagi menekankan bahwa dia lebih takut lagi pada Allah untuk membiarkan dirinya jatuh dalam dosa yang ditawarkan oleh istri Potifar tersebut.

Tidak selamanya menjaga kekudusan dan kemurnian menghasilkan jalan yang mulus. Itu tidak terjadi pada Yusuf. Dia dimasukkan ke penjara karena memegang prinsipnya. Namun konsekuensi keputusan Yusuf tidak membuat dia kompromi dengan dosa. Ini yang perlu kita pahami sungguh sungguh. Kita perlu mengerti bahwa bisa terjadi, kita akan mengalami, untuk sementara, kemunduran dalam karir ataupun bisnis kita karena prinsip yang kita pegang. Namun jangan kuatir. Tuhan kadang mau agar kita mengalami mundur satu langkah sebelum Dia bawa kita maju sepuluh langkah kedepan. Percaya pada Tuhan. Dia takkan mengecewakan kita.

Kekudusan Dilatih dan Dibentuk dari Awal

Kekudusan tidak terbentuk seketika. Yusuf menerapkan Kekudusan sejak dini. Sejak masih dengan karir yang kecil di rumah Potifar dia memegang kuat prinsip tersebut. Bila hal itu sudah menjadi gaya hidup, seseorang tidak akan mudah tergoda ketika dia diangkat ke jabatan yang tinggi. Itu sebabnya Yusuf menjadi figur pemimpin tanpa cela ketika dia memerintah bagi Firaun. Yusuf, seperti juga Daniel, menjadi pemimpin yang tidak tergantikan selama hidupnya. Pemimpin yang tidak pernah membuka celah yang dapat membuat mereka jatuh dalam disgrace dan nama buruk.

Apakah saudara/i sudah mulai megalami sukses dalam pekerjaan atau bisnis anda ? Jangan lengah. Dan tetap takut akan Tuhan.

Ingat, Tuhan belum selesai dengan rencananya bagi anda. Masih banyak lagi sukses yang Dia mau anda dan saya alami dalam hidup ini.

All blessings,
Binsar

1 komentar:

alex mengatakan...

thanks ats artikelnya, sngat menarik dan menambah iman...gbu