Memiliki Spirit of Excellence

Belajar dari Yusuf(3):
Memiliki Spirit of Excellence – Memiliki standard yang tinggi dalam bekerja dimanapun dia berada.

Kej 39: 21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. 22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. 23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

Inilah Yusuf, orang yang masuk dalam category Best Manager of the Year di lingkungan Penjara Mesir. . . Mungkin itu bukan merupakan suatu pencapaian yang dikejar oleh banyak orang. . . Tapi bagi Yusuf, segala sesuatu dia kerjakan dengan sebaik mungkin dan dengan standard kualitas yang tinggi karena dia juga memiliki cita cita yang sangat tinggi. Dia mengerti bahwa untuk menjadi Penguasa seperti yang dia dapati dalam mimipinya, dia tidak bisa hidup seenaknya atau bekerja seenaknya. Bagi dia, segala pekerjaan yang ada merupakan persiapan bagi tugas yang lebih besar lagi.

Menerapkan Excellence Dimanapun Ditempatkan
Itu sebabnya ketika Yusuf menjadi manager di rumah Potifar, dia sudah mulai menerapkan Spirit of Excellence yaitu etos kerja dengan standard tinggi tersebut. Itu sebabnya Potifar tidak sungkan untuk segera mempercayakan seluruh isi rumah dan usahanya kepada Yusuf. . . Hal yang sama diterapkan oleh Yusuf di dalam penjara. Bukannya meratapi nasibnya disana, Yusuf sebaliknya menggunakan waktu-waktunya untuk menerapkan skill management nya dalam mengelola segala urusan penjara. Saya bisa membayangkan Yusuf menjadikan penjadwalan tugas=tugas, control dan service delivery di dalam penjara sebagai model dari tugas-tugas di suatu pemerintahan yang besar kelak.

Ah itu sebabnya tidaklah heran kalau Yusuf dapat melakukan transisi yang begitu mulus dari manager penjara ke manager suatu Kerajaan yang besar seperti Mesir. Sedikitpun dia tidak cangung ketika Firaun mempercayaainya untuk mengeksekusi rencana penghematan 7 tahun seperti yang dia sarankan atas mimpi Firaun tersebut. Dia masih sangat muda keitka dia menjadi CEO di Mesir. Hanya 30 tahun. Namun dia telah melalui 13 tahun dengan bekerja keras melatih dan menerapkan prinsip Excellencenya di rumah Potifar dan didalam penjara. Waktu 13 tahun yang sangat maksimal.

Yusuf memiliki cita-cita dan mimpi yang sangat tinggi. Dia menyesuaikan pola hidupnya dan prinsip kerjanya dengan mimpinya yang besar itu. Dan dia mempraktekkan prinsipnya tersebut sejak dan juga ketika dia masih hanya dipercayakan dengan pekerjaan2 berskala kecil.

Setia Dalam Perkara Kecil Membuka Jalan Untuk Kesempatan Lebih Besar
Sayang sekali banyak anak-anak Tuhan mengharapkan dipercayakan dengan perkara besar namun tidak setia dengan perkara kecil. Namun tidaklah demikian prinsip yang benar menurut Alkitab. Sebab tidaklah mungkin orang yang bekerja dengan sembarangan dan sloppy, dapat dipercayakan dengan jenis pekerjaan yang lebih besar.

Tapi saya percaya kita akan memilih untuk memiliki Spirit of Excelence seperti yang dimiliki oleh Yusuf di dalam karir dan usaha kita. Dan saya percaya Tuhan tidak perlu kuatir untuk mempercayakan pekerjaan2 yang lebih besar kepada kita semua.

"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota".  (Luk 19:17)

All blessings,
Binsar