Bebas Dari Cemburu


 Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud…. dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. (1Sam 18:28, 7, 9)

Cemburu dan dengki itu destructive. Kisah Raja Saul adalah kisah klasik tragis mengenai kecemburuan. Ironisnya kecemburuan di kisah ini justru ada pada seorang Raja yang memiliki tahta dan menguasai praktis seluruh isi negri Israel. Mungkin kalau kecemburuan itu ada pada orang yang kekurangan terhadap orang yang memiliki segalanya akan lebih bisa diterima.

Namun kalau kita renungkan lebih dalam sebetulnya kecemburuan itu tidak mengenal status kekayaan atau kesuksesan.

Cemburu adalah Ciri Orang Yang Tidak Secure
Orang yg sukses tetap saja bisa cemburu kepada orang yang lebih sukses. Orang yang kaya iri pada orang yang populer. Orang yang populer iri pada orang yang memiliki posisi dan kuasa. Orang yang tidak memiliki satupun dari hal yang diatas, iri dan dengki kepada setiap orang yang memiliki kekayaan, posisi dan popularitas.

Kalau diteliti lebih jauh, Saul cemburu karena sesungguhnya dia merasa INSECURE. Dia tahu Tuhan sudah meninggalkan dia karena ketidaktaatannya pada perintah Allah. Samuel mengatakan bahwa Saul telah menjadi sombong dan tidak bergantung kepada Tuhan. Padahal dia baru memerintah beberapa tahun dan mengalami beberapa sukses di peperangan (1Sam15:17)

Orang suka iri dan dengki adalah orang orang yang insecure. Kenapa insecure?

Karena hidupnya mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak mengandalkan Tuhan.

Orang Percaya Tidak Akan Cemburu Pada Sukses Orang Lain
Orang yang berharap kepada Tuhan adalah orang orang yang tetap tenang sekalipun sedang melalui lembah yang kelam. Situasi yang sulit seperti apapun tidak akan menggoyahkannya karena dia mengandalkan tongkat dan gada Tuhan Yesus (Maz 23).

Orang yang iri dan dengki tidak mengerti dan menghargai anugerah Allah. Bukannya bersyukur atas keadaannya lalu berserah dan percaya pada pemeliharaan Tuhan yang sempurna, mereka selalu komplain. Tidak pernah merasa puas dengan yang ada dan mengingini yang dimiliki oleh orang lain.

Daud berbeda. Dia sudah tahu bahwa Allah menghendaki dia menjadi raja yang berikutnya. Namun dia tidak terburu buru. VERY SECURE . Dia tidak perlu memaksakan waktu yang sudah ditetapkan Allah. Bahkan dia selalu menolak ketika dia memiliki dua kesempatan untuk membinasakan Saul yang pada waktu mertuanya itu mengejar ngejar Daud untuk membunuhnya.

Daud berbeda. Pandangannya ditujukan pada tugas yang ada. Tidak kuatir dia akan terlambat dan menjadi terlalu tua untuk menjadi raja. Sebagai prajurit dia lakukan dengan sukacita dan tidak terpaksa. Sekalipun Saul sengaja menaruh dia di barisan depan dengan maksud yang jahat, Daud tetap bertempur dengan sepenuh hati sehingga dia justru semakin berhasil dan disukai dan dipuja oleh seluruh orang Israel.

Cemburu Merusak Suasana Kerja dan Produktivitas
Kecemburuan membuat hidup orang tidak tenang. Gelisah, curiga dan membawa spirit yang destructive pada produktivas team. Bila ada iri dalam tempat kerja anda, akan terjadi perpecahan dan kehancuran. Orang yang iri memiliki loose-loose principle. Bukannya mencari win-win solution tapi berprinsip lebih baik dua-duanya hancur dari pada orang lain mengalamai kebaikan. Perempuan sundal yang jahat pada kisah Raja Salomo (1Raja 3) memilih agar bayi tetangganya dibelah dari pada melihat ibu kandungnya memelihara bayi tersebut

Ah untuk apa kita cemburu dan iri hati.

Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. (Ams 14:30)

Lagipula kita percaya bahwa Tuhan Yesus pasti memelihara hidup kita dalam segala kebutuhan kita.

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1Pet 5:7)

Saudara saudari, marilah kita masuki minggu ini dengan hati yang bersih dari segala bentuk kecemburuan dan iri hati.

All blessings to you,
Binsar