Menghadapi Konflik

Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai. (Ams 17:14)

Saudara saudari yang dikasihi Tuhan, banyak sekali ayat ayat yang menarik dari kitab Amsal. Dan kalau kita baca buku buku leadership training sekeluer ternyata penulisnya banyak mengambil prinsip prinsip yang ada dalam Alkitab kita.
 
Di salam ayat di atas saya menemukan satu nasehat yang penting untuk karir atau bisnis kita.
Saya yakin dalam profesi jenis apapun, setiap orang akan menghadapi suatu konflik antara rekan kerja, konflik dengan atasan atau bawahan. Konflik dengan partner bisnis dan juga bahkan dengan customer kita. Karena setiap orang punya kepentingan yang berbeda. Agenda yang berbeda. Lalu mau tidak mau kita juga harus menghadapi karakter dan background yang beraneka ragam di dalam dunia pekerjaan. Akhirnya ketika dua kepentingan berhadapan, sering timbul pintu menuju pertengkaran dan perbantahan.

Tidak Ada Yang Menang Dalam Pertengkaran
Kitab Amsal menasehati kita utuk menjadi orang yang berhikmat. Menjadi orang yang lebih “pintar” dalam menghadapi situasi seperti itu. Tuhan menyatakan bahwa pertengkaran yang dimulai adalah seperti membuka jalan air. Dan percayalah retakan kecil pada suatu bendungan akan berakhir dengan air bah yang akan menyapu semua yang di lewatinya. Ya benar. Demikianlah pertengkaran dan perbantahan. Tidak akan ada yang benar benar jadi pemenang.

Jika anda berpikir bahwa anda bisa menang dalam perbantahan dengan customer anda, maka anda salah. Yang terjadi adalah kita kehilangan customer tersebut. Mungkin saja dia kelihatan bodoh dan kalah. Namun yang terjadi adalah kita telah menanam bibit rasa tidak suka diri mereka. Dan secepat kilat mereka akan berhenti berbisnis dengan kita lalu pergi ke competitor bisnis kita.

Jika kita merasa menang dalam suatu perbantahan dengan atasan kita, maka kita keliru. Lihat saja pada akhir tahun. Kira kira apa yang akan dia tulis pada lembar assessment untuk penghitungan kenaikan gaji dan bonus kita. :-)

Jika kita merasa kita telah berhasil memojokan rekan kerja kita dalam suatu adu mulut dengannya, maka kita keliru. Yang terjadi adalah kita telah melahirkan satu musuh dalam selimut yang harus kita waspadai selalama kita bekerja di perusahaan tersebut.

Saya percaya ada solusi yang lebih baik untuk suatu perbedaan pendapat. Suatu win-win solution yang memuaskan kedua belah pihak.


Jangan Terpancing Untuk Bertengkar Dengan Orang Bebal
Namun kalau kita menemui jenis orang yang bebal. Orang yang memang suka bertengkar. Orang yang tidak bisa diajak berdiskusi dengan kepala dingin. Maka lebih baik anda menghindar dari orang seperti itu.

Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak. (Ams 20:3)

Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan. (Ams 18:6)

Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya. (Ams 17:12)

Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. (Ams 26:4)

Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan. (Ams 26:21)

Membawa Damai dan Mendapat Banyak Teman
Dalam dunia yang penuh dengan stress dan emosi ini Tuhan Yesus mau agar kita berhikmat dan tidak menjadi sama dengan orang yang bebal dan bodoh. Mereka mencari cari kesempatan untuk berdebat, berargumentasi dan bertengkar.

Tapi kita perlu menjauhi hal tersebut dan Tuhan Yesus akan membawa anda dan saya berhasil dalam bisnis dan pekerjaan kita.

Kita tidak akan menciptakan musuh tapi sebaliknya kita akan disukai oleh banyak orang. Kita tidak akan memboroskan energi kita untuk konflik konflik dan perdebatan perbantahan yang tidak perlu. Kita akan menggunakan enerrgi kita untuk hal hal yang produktif.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Mat 5:9)

All blessings,
Binsar