Faktor 600 jam


Maz 55:7 ..."Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,

Hari ini saya membaca artikel mengenai bagaimana orang-orang di kota besar harus menghabiskan waktunya di perjalanan antara rumah dan kantor (commuting). Di New York dan kota satelit sekitarnya rata-rata waktu yang dihabiskan untuk commuting adalah 30 menit sehari. Dihitung-hitung mereka menghabiskan waktu lebih dari 100 jam pertahun dan mereka pusing karena ini lebih dari jumlah rata-rata waktu liburan warga Amerika dalam satu tahun.

Mereka belum tahu kalau di Jakarta kita rata-rata menghabiskan waktu dua jam satu hari untuk pergi pulang dari kantor :-)

Saya coba hitung dua jam perhari kali 25 hari kerja dalam sebulan berarti 50 jam perbulan atau 600 jam dalam setahun. 
Kalau kita tidur 6 jam sehari maka kita terbangun selama 18 jam sehari. Maka 600 jam berarti 33 hari penuh dalam setahun yang dipakai untuk commuting. Dalam satu tahun, lebih dari sebulan hidup kita habis diperjalanan antara kantor dan rumah. Minta ampun.

Apakah kita akan menghabiskan waktu tersebut dengan percuma? Kalau anda naik mobil pribadi disertai sopir tentu anda bisa melakukan banyak hal sepanjang perjalanan. Namun apabila anda harus menyetir sendiri atau naik kendaraan umum apakah 33 hari itu akan dipakai untuk mempelototi kemacetan atau sesama penumpang yang bergantungan didalam kendaraan umum ?

Coba bayangkan kehidupan yang tiap hari dimulai dan diakhiri dengan kemacetan, desak-desakan, bau keringat ditambah perasaan was-was akan bahaya copet dan penjahat di jalan. Apakah kehidupan seperti itu yang harus kita lalui sepanjang hidup ini? Capek deh.

Hidup seperti itu pasti gampang depresi. Jadi mana mungkin kualitas kerja bisa maksimal bila pekerjaan dimulai dengan situasi hati dan pikiran seperti itu.

Memanfaatkan Waktu Yang Mestinya Terbuang
Sebaliknya, waktu dua jam tersebut bisa kita ubah menjadi waktu-waktu yang sangat bermanfaat apabila kita mengerti caranya. Salah satu cara yang dipakai anak-anak Tuhan adalah dengan mendengarkan musik pujian dari player-mp3. Lagu-lagu yang memberi inspirasi akan menyegarkan kita sekalipun berada dalam kemacetan atau kepadatan kendaraan umum. Dari pada membiarkan stress menguasai kita, kita menggunaakn musik rohani untuk menenangkan hati kita sehingga kita siap untuk bekerja di pagi hari atau siap berkomunikasi dengan keluarga kita sepulang kerja.

Yang kedua. Saat ini sudah banyak bahan kotbah hamba-hamba Tuhan yang dijual dalam format CD. Kita bisa mengkonversi ke bentuk mp3 dan mendengarkannya dari ipod atau player-player merk lain yang kini harganya sangat terjangkau. Banyak kotbah-kotbah yang sangat baik dan bila kita dengarkan berulang-ulang akan membuat roh kita kuat. Roh yang kuat menghasilkan prestasi yang maksimal.

Berdoa dalam Kemacaetan ?
Kita juga bisa memakai waktu tersebut untuk berdoa. Ya. Banyak anak-anak Tuhan yang memakai waktu di jalan untuk berdoa syafaat bagi gerejanya, pastornya, keluarganya dan juga pekerjaan dan pelayanannya sendiri. Tentu tidak perlu harus keras-keras. Cukup berdoa dengan perlahan atau di dalam roh. Tapi kuasanya pasti tidak sedikitpun berkurang. Doa yang berkuasa pasti impactnya akan luar biasa juga bagi pekerjaan kita.

Bila 600 jam dalam setahun kita pakai untuk bengong dan melamun maka hidup kita pasti cepat depresi. Sebaliknya 600 jam yang diisi dengan doa dan Firman Tuhan akan menghasilkan hidup yang luar biasa dahsyatnya.

Anda mau mencoba?

All blessings,
Binsar