Menghindari Pengaruh Negatif Dari Keinginan


Seringkali saat sedang berhenti di perempatan lampu merah, tempat kerja para peminta-minta, saya melihat wajah mereka sepertinya tampak lebih berpengharapan dari pada mereka yang bekerja di kantor. Bahkan anak-anak kecil yang berlarian di pinggir perempatan itu tak kalah riangnya dengan anak-anak yang bermain di wahana komidi putar Dufan. Tampaknya mereka tidak pusing akan hari esok. Sepertinya mereka juga tidak memiliki keinginan yang terlalu tinggi yang membuat mereka tertekan karena belum memilikinya. Mereka tidak stress karena harus bersaing membeli Blackberry atau iPad terbaru yang rekan kantor sudah miliki. Mereka tidak pusing memikirkan anggaran untuk membeli home theater yang ditawarkan di media-media massa.

Mereka juga tidak pusing membayangkan extra budget atau kredit yang harus mereka ambil untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah bergengsi di kota ini. Bahkan kelihatannya anak-anak pengemis itu lebih tahu cara mengisi waktu mereka. Mereka bercanda dan berlarian di bawah kolong jembatan bebas dari kepala pusing memikirkan hal-hal tersebut diatas.

Keinginan Yang Membuat Hidup Nelangsa
Seringkali keinginan-keinginan kita yang tinggi membuat kita begitu nelangsa dan lupa akan semua berkat yang sudah kita terima dari Tuhan. Kita sibuk mengasihani diri sendiri akan “penderitaan” kita, sementara di tempat lain banyak orang merasa sangat bersyukur jika mereka masih bisa memperoleh makanan untuk hari itu.

Memiliki keinginan tidaklah salah. Namun ada pengaruh negatif yang harus dihindari. Dunia menawarkan banyak hal yang sesungguhnya tidaklah terlalu berpengaruh pada suka cita kita. Namun tekanan konsumerisme dapat dengan mudah membuat hidup anak-anak Tuhan menjadi menderita dan dikendalikan sedemikian rupa sehingga lupa akan apa yang penting dan yang lebih perlu dalam hidup ini: mengisi waktu kita untuk lebih banyak ber-fellowship dengan Tuhan Yesus. Banyak orang yang tidak punya uang tetapi bahagia karena dia memiliki keinginan dan pengharapan yang benar.

Bagaimana dengan anda? Apakah anda stress karena anda belum bisa memiliki sesuatu yang anda idam-idamkan? Apakah keadaan itu sudah meracuni anda sedemikian rupa sehingga matahari pagi atau suasana romantis saat hujan gerimis pun tidak lagi bisa anda nikmati?

Tuhan Yesus Sebagai Puncak Pencapaian
Suatu saat Paulus mengingatkan bahwa hal yang terbaik yang kita bisa peroleh bukanlah yang bisa kita miliki di dunia ini, namun yang baik dan yang sempurna Dia sediakan ketika kita nanti bertemu dengan Dia.

Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menakLuk.kan segala sesuatu kepada diri-Nya. (Fil. 3:18-21)

Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. (2Tes.2:16-17)


All blessings,
Binsar