Office Politics

Pada kesempatan ini saya ingin membahas tentang office politics. Politik di tempat kerja. Saya tidak tahu apa saudara saudari menyadarinya, tapi saya yakin di manapun kita bekerja sedikit banyak kita mengalami apa yang disebut office politics. Bahkan saya mellihat di pelayanan pun ada terjadi office politics. Paulus menulis di kitab Korintus tentang jemaat yang memihak-mihak anatara Paulus, Apolos dan Kefas.
Yang saya maksud adalah situasi dimana seseorang memihak satu pemimpin di dalam organisasi tersebut dan memanfaatkan hubungan tersebut untuk kepentingan karirnya. Sebaliknya seorang pemimpin memanfaatkan bawahannya dan rekan kerjanya untuk mengatasi rivalnya dan membela kepentingan kepentingannya sendiri dan untuk naik lebih cepat dalam tangga karirnya.

Keadaaan Bisa Memaksa Kita Terlibat Office Politics
Sebagai anak Tuhan kita akan masuk dalam situasi situasi tersebut. Sekalipun ketika kita tidak ingin untuk memihak pada salah satu kekuatan yang ada dalam organisasi tersebut. Dan bilamana kita tidak berhikmat, kita bisa terjebak karena telah memihak atau terpaksa berada dalam salah satu pihak. Dan akhirnya tersisihkan karena pihak dimana kita berada bukanlah pihak yang menang dalam persaingan di kantor tersebut.

Beberapa waktu yang lalu pembacaan Alkitab saya sampai di kitab Raja Raja dan saya melihat situasi office politics di kerajaan Daud…

Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya, ……..Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: "Aku ini mau menjadi raja." Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di depannya. Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Iapun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom. Maka berundinglah ia dengan Yoab, anak Zeruya dan dengan imam Abyatar dan mereka menjadi pengikut dan pembantu Adonia. Tetapi imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan nabi Natan dan Simei dan Rei dan para pahlawan Daud tidak memihak kepada Adonia. (1Raj 1:1a,5-8)

Pilihan Yang Salah Berpengaruh Kepada Karir Selanjutnya
Imam Abyatar dan panglima Yoab yang luar biasa ini salah berpihak ketika ada persaingan antara Adonai dan Salomo. Dan pilihan mereka berakibat fatal untuk karir mereka. Bahkan Adonai dan Yoab berakhir dengan kematian.

Saudara- saudari, salah berpihak di dalam organisasi akan berakibat sangat fatal. Banyak yng mengalami “stuck” atau kemacetan dalam karirnya karena salah berpihak. Namun sebaliknya mereka yang berpihak pada pemimpin yang tepat akan mengalami kanaikan karir yang pesat. Imam Zadok dan Benaya mengalami hal tersebut.

Kisah kisah di Perjanjian Lama banyak sekali berisi pelajaran pelajaran yang berguna untuk karir kita. Di kitab Samuel, ketika Absalom memberontak kepada Raja Daud, ada dua penasehat yang hebat di Israel pada Jaman itu yaitu Ahitofel dan Husai. Dalam situasi yang tidak menentu seperti itu sangat sulit untuk memilih kepada pemimpin mana mereka harus berpihak. Absalom kelihatannya dalam posisi karir yang baik sedangkan Daud harus lengser dari istana untuk sementara. Bagi Husai, dia harus menentukan kepada siapa dia harus setia dan berpihak. Husai memilih Daud dan itu telah membawa dia survive dalam karirnya. Bahkan di saat ketika Absalom masih memerintah sebagai raja.

Saudara-saudari, kepaada siapa anda menemukan mentor atau pembimbing karir di tempat kerja anda? Jangan salah memilih.

Pilihan Berdasarkan Hati Nurani dan Kebenaran Tidak Akan Pernah Salah
Abyatar dan Yoab adalah professional yang baik namun mereka memilih pihak yang salah dan akibatnya mereka gagal. Zadok dan Benaya sebaliknya telah mengambil pilihan yang tepat dan mereka menjadi berhasil.

Lalu Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN….Raja mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara; dan raja mengangkat imam Zadok menggantikan Abyatar. (1Raj 2:27a, 35)

Marilah kita meminta kepada Tuhan Yesus agar kita dijauhkan dari pilihan yang salah dalam karir kita dan senantiasa dituntun pada pilihan pilihan yang benar.

All blessings to you,
Binsar