Menjadi Sahabat Boss

Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja. Ams 22:11

Saudara saudari, kita semua pasti setuju bahwa akan lebih mudah untuk sukses di suatu kerajaan apabila seseorang menjadi sahabat dari raja di kerajaan tersebut. Akan lebih mudah untuk sukses di suatu perusahaan apabila seseorang menjadi sahabat sang Presiden Direktur di perusahaan tersebut.

Sebaliknya pasti hidup ini akan lebih susah apabila Direktur dan atasan di tempat kita bekerja adalah musuh bebuyutan kita. Bukan saja karir kita akan “stuck”, juga hari hari kita akan seperti neraka rasanya.


Sahabat dari Sang Bos
Jadi tidaklah salah kalau kita memiliki hubungan yang baik dengan atasan-atasan kita. Apalagi menjadi seorang sahabat bagi mereka. Menjadi seseorang yang bisa dipercaya. Menjadi seseorang yang diandalkan bagi atasan kita. Seseorang yang mengerti cara berpikir, cara bekerja dan apa yang menjadi keinginan mereka.

Banyak orang yang berpikir bahwa menjadi anak Tuhan haruslah 100% bergantung pada Tuhan dan sama sekali tidak boleh dekat dan akrab dengan pimpinan tempat mereka bekerja. Saya kira itu suatu keyakinan yang aneh dan menyimpang.

Memang kita tidak perlu menjadi penjilat dan “yes man” bagi bos kita. Namun menjadi orang yang menyenangkan bagi atasan kita adalah sesuatu yang baik.

Dekat dengan Bos adalah Hal Yang Rohani
Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kol 3:22-23

Bukankah Rasul Paulus meminta kita untuk bersikap kepada atasan seperti sikap kita kepada Tuhan ? Saya yakin tidak seorangpun anak Tuhan yang cemberut dan bersikap melawan kepada Atasan segala atasan yaitu Tuhan Yesus.

Dengan demikian adalah suatu hal baik juga untuk bersikap baik dan berbicara manis di hadapan atasan kita. Karena kalau kita berdiri dihadapan Tuhan Yesus kita juga akan bersikap demikian. Dan karena kita melakukanya untuk Kristus maka kita pun tidak akan kesulitan untuk berbicara manis dihadapan atasan kita.

Tentu saja kalau sang bawahan dan atasan berlainan jenis, kita perlu belajar bagaimana berbicara manis tanpa menimbulkan tanggapan yang keliru terhadap sikap kita tersebut. Berbicara manis tidak berarti menjadi genit dan seduktif bukan?

Kitab Amsal mengatakan bahwa kita berbica manis namun juga didasari dengan hati.yang suci. Bukan dengan motivasi menjilat atau menggoda. Namun sungguh sungguh dalam kemurnian dan kesucian hati.

Bersahabat yang Didasari Ketulusan
Seorang atasan akan menjadi sebel dengan penjilat penjilat yang hatinya penuh dengan intrik intrik. Dan kalau mereka saat ini bisa mencapai posisi yang tinggi tentu mereka sudah berpengalaman dan mengerti cara membaca motivasi bawahan bawahan mereka.

Sebaliknya kesucian dan kemurnian hati juga akan mudah terdeteksi oleh atasan atasan kita. Dan believe it or not, dalam hidup ini sangatlah sulit untuk menemukan bawahan yang murni hatinya dan bersikap dan berbicara manis dan koperatif dengan atasannya.

Saya yakin kalau kita bisa berteman dengan atasan yang biasanya sulit untuk mempercayai orang lain, maka kita pasti bisa juga berteman dengan siapa saja.

Dan semua orang tahu. Orang yang pandai bergaul dan bersahabat pasti berhasil dalam hidupnya. Ini adalah salah satu kunci sukses.

Bagaimana dengan anda dan saya? Apakah anda memiliki hubungan yang baik dengan pimpinan anda? Apakah mereka senang dibantu oleh anda? Apakah mereka mempercayai anda?

All blessings,
Binsar