Menyesuaikan Diri




Krisis diijinkan Tuhan
Tuhan Mengijinkan Suatu keadaan Melanda kota atau negri bahkan seluruh dunia karena ada maksud tertentu yang ditujukan pada kota atau negri tersebut. Kadang kita tidak mengerti maksud Krisis itu karena Tuhan tidak memberitahu sebelumnya. Kadang belakangan kita baru mengerti tujuan Tuhan mengijinkan Krisis itu terjadi.

Saat ini harga BBM melompat tinggi sekali. Dari USD 15 per barrel beberapa tahun yang lalu, kemudian melompat sampai melebihi USD140 per barrel dan menimbulkan kepanikan luarbiasa sebelum mengambang diatas USD 50 pada saat ini. Sesuatu yang tak terpikirkan bahkan akan dianggap bercanda kalau kita sebutkan beberapa tahun yang lalu.

Semua harga naik, orang demo dan orang-orang menjerit. Bukan hanya orang menengah bawah tapi juga orang-orang kaya juga mulai pusing kepala. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa, Amerika dan semua negara-negara maju juga kewalahan

Menyesuaikan Diri Untuk Survive
Saudara-saudari, ketika Krisis terjadi, tidak selamanya Tuhan bersedia MENGECUALIKAN kita dari Krisis itu. Sering kali, kita yang harus menyesuaikan diri kita. Tuhan tentu akan menolong dan menyertai kita melewati Kriris ini tapi tidak berarti kita tidak melakukan apa-apa.

Kita juga harus menyesuaikan diri. Bukan Tuhan tapi kita.

1 Raja 17:2-6 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya: "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana." Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.

Nabi Elia harus pergi ke Sungai Kerit ketika kekeringan melanda Israel. Nabi yang bisa berdoa menghalangi dan menurunkan hujan ini ternyata harus menyesuaikan diri ketika Krisis Kekeringan melanda Israel. Dia tidak berdoa dengan semua imannya agar dia bisa tetap di kampungnya dan sumur rumahnya tetap mengeluarkan air. Dia tidak mengubah batu menjadi daging dan roti di rumahnya. Nabi Elia harus menurut pada kehendak alam. Dia harus turut kehendak si Krisis tersebut ketika kekeringan melanda Israel.

Cara Yang Unik Tidak Jadi Soal
Namun tidak berarti dia akan menderita dan mati. Tuhan tahu satu tempat bagi orang pilihanNya. Supaya bisa survive dan keluar dengan selamat dari Krisis tersebut. Tuhan sediakan cara yang unik agar Elia bisa tetap makan daging dan roti serta minum air yang segar.

Namun tidak lama kemudian Tuhan menyuruh Nabi Elia pindah
1Raja :17:7-9 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."

Tidak lama kemudian, Elia harus pindah dan ikut petunjuk Tuhan yang baru agar dia bisa tetap survive dan bisa tetap makan roti sampai lewati masa Krisis itu. Cara yang kedua ini juga tidak kalah uniknya. Dia harus numpang pada seorang janda miskin dan makan dari tepung yang tidak habis-habis. Cara Unik yang meragukan dan yang perlu ketaatan penuh dan iman percaya.

Moral of the story?

Pelajaran yang bisa ditarik adalah: Jangan menangis dan salahkan Krisis. Tapi ikuti tuntunan Tuhan agar kita bisa Survive. Jangan minta Tuhan yang menyesuaikan mengikuti kemauan kita. Kita yang harus menyesuaikan diri. Caranya kadang UNIK dan berubah-ubah. Tapi bila kita turuti, kita akan tertolong. Tidak mudah. Tapi pasti manjur.

Tuhan Selalu Mengawasi Kita
Mari banyak ambil waktu untuk bersekutu dengan Tuhan hari-hari ini. Agar kita bisa menerima tuntunan Tuhan dan melewati Krisis ini. Menerima Tuntunan Tuhan dan dikuatkan untuk percaya pada tuntunanNya itu.

Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. Maz 32:8

All blessings,
Binsar