For as he thinks in his heart, so is he (Ams 23:7a)„Kita adalah sebagaimana apa yang kita pikirkan“.
Pikiran adalah medan peperangan yang sesungguhnya. Menang kalah suatu pertempuran ditentukan oleh pikiran seseorang. Hasil akhir selalu ditentukan oleh bagaimana seseorang memandang tantangan yang ada didepannya. Kalau seseorang selalu memikirkan kekalahan maka dia sudah kalah sebelum bertempur. Dan tak perlu diragukan dia pasti akan benar-benar mengalami kekalahan pada akhirnya.
Tapi orang yang optimis berbeda. Dia selalu percaya bahwa ada jalan keluar untuk suatu masalah. Maka dia tidak akan menyerah dan dengan pertolongan Tuhan pasti akan keluar sebagai pemenang. Pasti begitu.
Memenangkan Peperangan Dengan Cara Pandang
Apapun peperangan itu. Masalah keuangan, masalah pekerjaan, karir, teman hidup, konflik keluarga atau apapun juga. Hasil akhir akan ditentukan dari bagaiman cara pandang kita. Kalau kita berpikir negatif dan gagal maka kegagalanlah yang akan kita terima. Sebaliknya pikiran yang positif akan membuat kita kreatif. Dan dengan inspirasi dan pertolongan dari Tuhan, ada kemenangan besar yang tersedia dibalik masalah-masalah itu.
„Dibalik pertempuran besar ada kemenangan yang besar“. „Semakin berat masalah yang hadapi, semakin besar pula kemuliaan yang Tuhan sediakan“.
Kalau kita membaca kitab Bilangan pasal 13 kita menemui ciri-ciri orang negatif dari 10 orang pengintai yang dikirim Musa ke Tanah Perjanjian. Orang-orang yang negatif biasanya suka komplain, menggerutu, menyalahkan orang lain, takut menghadapi tantangan dan tidak mau susah. Menyerah sebelum berusaha.
Menjauhi Penularan Penyakit Negatif
Professor Meyer Feldberg, Dekan Columbia Business School yang terkenal itu mengatakan: „Saya perlu dikelilingi oleh orang-orang yang berpikir positif. Orang-orang yang negatif menyedot dan menghabiskan energi saya“.
Orang-orang yang negatif bukan saja menghancurkan dirinya sendiri tapi juga membuat capek orang-orang disekelilingnya. Itulah yang dilakukan oleh 10 pengintai di Bilangan 13. Mereka juga mempengaruhi dan melemahkan orang lain untuk bersama-sama memboikot suatu visi yang baik.
Itu sebabnya orang-orang yang negatif kumpulnya juga dengan mereka mereka yang punya penyakit yang sama.
Oh kita harus menjauh dari orang-orang seperti ini.
Kita perlu bergaul dengan orang-orang seperti Caleb dan Joshua. Orang-orang yang berani mengklaim janji Allah dengan bekerja keras dan berpikiran positif. Caleb berkata: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" Wuiiih. Lelaki yang sangat optimis. (Ini baru tipe pria yang perlu dicari oleh anda-anda yang masih single dan available).
Menyembuhkan Pola Pikir Negatif
Lalu bagaimana kalau kita sudah mulai terjangkit penyakit negatif ini?
Pertama kita harus ingat bahwa kita adalah Anak Allah Yang Maha Tinggi. Tinggalkan rasa minder dan mengasihani diri sendiri. Mungkin ada trauma pengalaman yang membuat kita bersikap selalu pesimis dan negatif. Ijinkan Tuhan mengangkat self-esteem yang sudah terlanjur turun begitu rendah. Pandang Yesus dan sadari bahwa kita telah Dia angkat menjadi pewaris Kerajaan Surga bersama-sama denganNya.
Kedua kita harus ingat bahwa Allah kita tidak lagi tertidur saat ini. Firman Tuhan katakan Dia tidak pernah tertidur dan tak pernah terlelap (Maz 121:4). Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia pasti menyertai kita dalam pertarungan-pertarungan kita. Dan bila Tuhan beserta kita, siapakah lawan kita? Tidak ada. Kemenangan pasti dipihak kita.
Ketiga. Biasakan untuk tetap optimis sekalipun kemenangan anda belum terjadi. Penundaan atau delay adalah latihan untuk memiliki mental yang kuat. Orang yang cengeng mudah menyerah ketika menemui kegagalan. Orang positif melihat kegagalan sebagai persiapan untuk kemenenagan yang lebih besar.
Ketika Caleb memasuki tanah Kanaan dia sudah berusai 80 tahun. Tapi dengan berani dia minta porsi bagian dia dan dengan tanpa takut dia ganyang raksasa raksasa di Kanaan seperti orang sedang makan kerupuk. Dia sikat semua !
Bagaimana dia menjadi begitu berani dan kuat? Karena penundaan selama 40 tahun tidak membuat dia lemah. Sebaliknya dia semakin lapar akan kesuksesan dan keberhasilan.
Bagaimana dengan anda dan saya?
All blessings,
Binsar