Mencari Tantangan

Semua orang tahu bahwa seseorang akan semakin kuat setelah melewati situasi yang berat. Lihat saja tentara baret hijau yang baru menyelesaikan training camp yang berat. Badannya lebih berotot tapi bukan hanya itu. Mentalnya semakin kuat dan kepercayaan dirinya juga semakin mantap.

Tapi tunggu sampai mereka kembali dari suatu misi yang berat di hutan belantara atau misi penyelamatan seperti peristiwa Woyla misalnya. Tentara seperti ini tidak bisa dibandingkan dengan mahasiswa Akabri yang baru masuk kampus. Keyakinan dirinya, skill yang yang terbentuk di medan perang bukan teori yang didapat di bangku kampus. Mereka adalah tentara yang sudah teruji.

Semakin banyak medan perang yang mereka hadapi, semakin kuat dan semakin dapat diandalkan mereka di medan yang sulit sekalipun. Ya tidak.

"Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api" (1Pet 1:6-7a)

"sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yak 1:3-4)

Cara pandang yang berbeda
Tuhan Yesus mengajarkan sesuatu yang tidak banya muridnya mengerti. Bahkan di jaman sekarang tidak banyak pengikut Kristus yang mau menerima bahwa Tuhan Yesus memanggil kita bukan untuk menjadi kaya dan tidak kekurangan dalam segala sesuatu. Tuhan  berkata:

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mat 16:24)

Tuhan Yesus menyiapkan murid-murid untuk memiliki cara pandang yang benar tentang hidup. Tentang apa yang dikejar dalam hidup ini. Tentang apa yang harus diantisipasi dalam hidup ini. Yaitu Salib dan penyangkalan diri. Hardship. Tantangan. Ujian. Proses. Kesulitan.

Kesuksesan adalah Perhentian Sementara 
Bila setelah melalui Ujian dan proses, seseorang mendapatkan sukses di pekerjaan, usaha atau profesinya, itu hanyalah perhentian sementara. Berhenti di Pit Stop hanyalah untuk melanjutkan perlombaan. Bukan saatnya untuk menerima piala. Piala bagi murid Kristus baru akan diberikan ketika kita bertemu Tuha nanti.

Karena untuk terus bertumbuh semakin dewasa dan semakin kuat dalam iman, seseorang harus kembali masuk kedalam proses yang baru dan yang lebih berat dari sebelumnya. Wow. Jadi begitu ya?

Sebab itu sebetulnya seorang murid Kristus tidak boleh membenci tantangan, ujian dan proses yang kadang menyakitkan. Sebaliknya justru mengantisipasi dan bersiap selalu untuk itu. OK kalau dibilang kita harus "mencari tantangan", "mencari kesusahan" mungkin agak ekstrim. Tapi sebetulnya itu esensi dari Kekristenan.

"Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu" (Mzm 34:20)

"Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu." (1Pet 4:12)

Seseorang tidak mengalami pertumbuhan iman dalam masa kelimpahan dimana semuanya baik-baik saja. Justru di masa sulit, Abraham, Yusuf, Daud dan para pahlawan iman di Ibrani pasal 11 mengalami pembentukan yang membuat mereka memiliki iman dan karakter Kristus yang kuat. Salomo dan Nebukadnezar menuju kejatuhan ketika hidup dalam kenikmatan dan sukses.

Mengejar Mahkota yang Kekal
Murid Kristus mengejar sesuatu yang kekal. Mereka tidak hidup untuk memperoleh beberapa rumah dan mobil dan deposito yang cukup untuk pensiun dan menyekolahkan anak-anak mereka.

Hidup dari Tuhan terlalu dangkal bila hanya untuk memperoleh hal-hal tersebut.  Murid Kristus bangun tiap hari dengan satu tujuan. Yaitu masuk kedalam api ujian yang baru dan keluar semakin kuat setiap hari.

"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yak 1:12)

Murid Kristus tidak akan pensiun sampai berjumpa dengan Tuhannya. Tidak pernah.

Bila ujian dalam kesabaran sudah dilalui, mereka akan siap masuk kedalam ujian dalam bentuk lain di pekerjaan, di rumah tangga, di pelayanan, dan di konteks apapun untuk mengejar perubahan diri menjadi semakin baik, sampai gambar Kristus terbentuk dalam dirinya.

"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Rom 8:29)

Takut pada Tantangan? "No way !"

Dengan anugerah Kristus kita akan semakin kuat. Amin
All blessings,
Binsar

Tidak ada komentar: