Obama: Yes We Can !

Saya tidak bisa menahan keharuan saya ketika menyaksikan Kemenangan Barack Obama dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat beberapa hari yang lalu. Tapi bukan hanya saya yang berkaca-kaca melihat peristiwa bersejarah ini.
Seorang guru kulit hitam di US mengatakan didalam keharuannya bahwa sekarang dia bisa mengatakan kepada murid-muridnya yang kebanyakan berkulit hitam bahwa apapun bisa mereka capai kalau mereka mau. Sebelumnya apapun bisa dicapai kecuali menjadi Presiden Amerika Serikat.

Bahkan orang-orang Eropa yang menganggap diri mereka Liberal menantikan peristiwa ini dengan penuh antisipasi. Sebab se-Liberal apapun mereka. orang-orang Perancis, Inggris, Jerman dan lainnya mengakui bahwa bangsa mereka belum siap untuk menerima pemimpin dengan kulit berwarna.




Meruntuhkan Pikiran Kemustahilan
Ketika Barack Obama terpilih menjadi Presiden, suatu milestone baru telah dicapai. Suatu penghalang pencapaian yang sangat besar telah diruntuhkan. Suatu tembok tinggi kemustahilan telah dirubuhkan. Yes we can !, kata Obama. Kita bisa merubah keadaan kita kalau kita mau. Yes We Can ! Yang kita butuhkan adalah tekad untuk me-rubah keadaan kita.
Apabila kita mengalami kekalahaan, kemandegan, dan stagnasi, yang kita butuhkan adalah tekad untuk mengubah keadaan itu. Dan dimulai dengan merubah cara berpikir kita. Yang menganggap perubahan itu mustahil. Yes we can ! kata Barry Obama.

Dan itu diucapkan oleh seorang kandidat yang tidak memiliki Dinasty keluarga sepertu Kennedy. Dukungan seorang ex-Presiden dan backgound politik yang panjang seperti Hillary Clinton. Atau identitas sebagai pahlawan perang dan darah Jenderal turun temurun seperti John McCain. Barack Obama hanya punya tekad dan keyakinan yang dia ucapkan dengan berani. Namun perkataannya bergema dan didengar oleh banyak orang. Mereka yang menyadari bahwa mereka juga hanya bisa mengandalkan tekad untuk keluar dari keterpurukan mereka. We want Change ! kata orang Amerika. Dan di lapangan Chicago mereka menyambut Presiden terpilih mereka saambil berseru "Yes We Did !" Barrack Obama bersama-sama dengan mereka yang mendukungnya telah membuktikan bahwa Tekad dan Keyakinan punya kuasa untuk menjadikan Mimpi mereka suatu Kenyataan.

Jangan Dibatasi Intimidasi Ketidak-layakan
Ini dilakukan oleh seseorang yang lahir dari pasangan ras campuran dan darah seorang imigran Kenya. Anak broken home yang memiliki bapak tiri orang Indonesia dan bahkan tidak bisa penuh merasakan kasih ibu kandungnya karena lebih banyak dibesarkan oleh kakek neneknya. Barack Obama tidak menangisi nasibnya. Dia tidak menyerah dengan takdirnya. Dia berjuang untuk suatu mimpi.

Saya belum berhenti merasakan emosi yang dalam yang disebabkan oleh terpilihnya Barack Obama. Saya yakin seluruh isi dunia menyaksikan ini. Suatu perubahan cara pandang yang besar telah terjadi. Kesadaran baru yang bukan ditimbulkan oleh suatu teori atau propaganda. Tetapi yang dalam sekejap mata telah diubahkan oleh realita terpilihnya Barack Obama.
Dengan kata lain. Tidak ada lagi intimidasi rasial. Intimidasi kaum minoritas. Intimidasi atas apapun latar belakang seseorang yang bisa menghalangi suatu Pencapaian.

Bila seseorang memiliki tekad dan kemauan dan kemampuan, dia berhak untuk maju dan memperoleh dukungan untuk maju di dalam hidupnya.
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Mar 9:23)

All blessings,
Binsar