Terhindar dari Pembalasan Tuhan

Pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. (2Tes. 1:7b-8)

Saya senang sekali menggunakan Alkitab Sepanjang Tahun (One Year Bible) untuk pembacaan saya di pagi hari. Bagi teman-teman yang belum pernah melihat, Alkitab yang dicetak oleh TB Immanuel / LAI ini dibagi atas hari-hari dalam satu tahun dan untuk setiap hari penanggalannya ditampilkan pembacaan yang berisi Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, Mazmur dan Amsal. Jadi menunya lengkap untuk setiap hari. Saya sangat merekomendasikan Alkitab ini.

Salah Mengerti akan Kebaikan dan Kesabaran Tuhan
Pada suatu hari saya mendapat bacaan yang berisikan ayat tersebut diatas. Ketika membaca ayat ini saya teringat akan pembicaraan dengan seorang pengunjung dalam kebaktian kami beberapa tahun yang lalu. Melihat dari penampilannya, dia berasal dari latar belakang yang berkecukupan dan sepertinya overseas educated. Namun dia mengakui bahwa dia tidak (“belum” mungkin istilah yang lebih tepat) mengakui ke-Allah-an Yesus dan bahwa Dia adalah Raja. Saya kira waktu itu saya cukup sabar mendengarkan uraian-uraian dan argumen-argumennya.

Namun ketika dia selesai berbicara, Tuhan menunjukkan kebenaran yang intinya ada di ayat 2 Tesalonika diatas. Setiap orang memang bebas untuk memilih percaya Firman Allah yang hidup yaitu Tuhan Yesus atau tidak.

Akan tetapi setiap pilihan memiliki konsekuensinya,
Dan tidak ada satu mahlukpun bisa terhindar darinya. Well, mungkin kata konsukensi agak sedikit lunak sebab di ayat di atas dikatakan Tuhan Yesus akan MENGADAKAN PEMBALASAN – pernyataan yang cukup keras untuk membangunkan kita yang masih belum percaya, seharusnya.

Sebagai pengurus dalam pelayanan yang bersifat penggembalaan seperti gereja, Fellowship, Persekutuan Kantor kita memang harus sering menghibur dan dengan lembut membujuk, memberikan nasihat sekalipun tidak diterima oleh pengunjung yang datang. Seringkali mereka mendebat pernyataan Firman Tuhan disertai alasan-alasan yang keras dan berani. Tapi bagi Tuhan kita yang baik, penuh kasih, dan begitu lembut seperti banyak digambarkan dalam lukisan-lukisan, ternyata ada waktunya dimana DIA akan membalas dengan tegas dan keras mereka yang tidak mau mentaati Injil Yesus.

Akhirnya secara ringkas saya simpulkan, kunci untuk sukses dalam hidup ini dan dalam hidup yang kekal adalah:

1. Taat pada Tuhan Yesus.
2. Taat pada Firman Tuhan sekalipun kadang berat untuk dilakukan.
3. Mengijinkan Dia yang pegang kendali atas hidup kita. Tanpa argumentasi. Tanpa perbantahan.

Kalau kita melakukan hal tersebut diatas, PASTI kita sendiri yang akan menikmati buahnya.

All blessings,
Binsar