Kekayaan Sesungguhnya


Dalam sebuah diskusi, kami memberikan satu pertanyaan yang menantang kepada semua yang hadir. Pertanyaannya adalah: Apakah semua anak Tuhan pasti menjadi kaya? Ha,… anda mungkin juga terprovokasi dengan pertanyaan itu. Memang tujuan pertanyaan ini adalah untuk membuat anak-anak Tuhan tersentak dan mencari kebenaran Firman Tuhan mengenai hal itu. Bahkan majalah Time pernah menjadikan topik ini sebagai topik utama.

Kita sering mendengar ayat-ayat yang menjanjikan kehidupan yang berkelimpahan bagi mereka yang setia dan percaya. Tuhan menjanjikan keberhasilan dalam semua yang kita lakukan kalau kita memperkatakan Firman Tuhan setiap hari (Yos. 1:8). Tapi apakah Tuhan Yesus sangat bersikeras agar semua anak-Nya menikmati kekayaan materi yang berlimpah-limpah?

Sebetulnya Tuhan mau kita menjadi Kaya atau Miskin?
Tidak diragukan bahwa Ia datang untuk memberi hidup yang berkelimpahan. Tapi di sisi lain, Tuhan Yesus juga mengajarkan bahwa kekayaan materi adalah salah satu penghalang terbesar untuk menerima keselamatan. Dalam Mat. 19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Jadi sesungguhnya mana yang Tuhan mau? Tuhan mau kita menjadi kaya atau Tuhan mau kita menjadi miskin? Tuhan menentang kita menjadi kaya atau Tuhan menentang kita menjadi miskin?

Saya menemukan bahwa kedua-duanya adalah kurang tepat. Saya merenungkan hal ini dan ada satu kebenaran yang mungkin agak mengejutkan bagi anda. Yaitu: Bagi Allah, tidak penting kalau anda menjadi kaya atau miskin. Tapi yang penting bagi-Nya adalah agar anak-anak-Nya selamat dan tidak hilang.

…karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (2 Pet. 3:9b)

Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yoh.. 3: 17)

Tuhan Yesus datang untuk MENYELAMATKAN kita.
Bagi Tuhan Yesus, tidaklah penting kalau anda dan saya kaya atau miskin. Namun jika karena kekayaan tersebut anda malah tersesat, Dia akan pastikan agar anda jangan pernah menjadi kaya. Sebaliknya apabila kemiskinan bisa membuat anda menghujat dan menjauh dari-Nya, Dia akan pastikan agar anda tidak menjadi terlalu miskin. Dan kalau anda dan saya tidak goyah dengan uang, Tuhan juga tidak keberatan melihat kita menjadi sangat sangat kaya.

Tapi initinya Tuhan bukanlah lampu Aladin yang bisa kita setel untuk membuat kita kaya atau sangat kaya. Kenapa?

Saya ingin menanyakan satu pertanyaan lucu. Apakah anda ingat apa yang anda makan pada suatu sore ketika anda persis berumur 10 tahun sepuluh hari? Apakah anda masih ingat rasanya secara persis, apakah manis, pedas atau kecut? Masih ingat?

Yang Sebentar Vs Yang Kekal
Saya ingin membagikan suatu pewahyuan. Percaya atau tidak, anda akan sulit untuk mengingat dan membayangkan kenikmatan ataupun penderitaan yang anda alami didalam hidup ini ketika anda berjalan-jalan di bumi ini di tahun ke-750.000.000 (tujuh ratus luma puluh juta)pemerintahan anda bersama Tuhan Yesus (Wah 22:5). Karena dibandingkan dengan kekekalan, 80-90 tahun hidup kita adalah seperti suatu pengalaman di sore hari puluhan tahun yang lalu, yang kita tidak bisa ingat lagi secara persis sekalipun peristiwa itu sangat menyenangkan ataupun menyakitkan.

Tuhan Yesus tahu akan hal ini sehingga Dia tidak menganggap terlalu penting apakah anda menjadi kaya atau miskin. Kalau anda bisa dipercayai dengan kekayaan, Dia tidak akan keberatan tentunya. Tapi sekali lagi itu tidak menjadi prioritas bagi Dia. Prioritas Tuhan adalah to make sure that we won’t get lost. Anda diselamatkan dan tidak kehilanganan Keselamatan itu.

Apakah prioritas anda?
Yer. 9:23-24 Beginilah firman Tuhan, "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan."

All blessings,
Binsar