Hati Yang Bijaksana

"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. (Luk.. 21: 34)

Dalam devotion di pagi hari, saya membaca ayat di atas dan mulai berpikir: Apa lagi Kiat Sukses yang kita bisa terapkan dalam hidup dan bisnis kita pada hari ini. Tentu kita setuju bahwa sukses yang kita harapkan adalah sukses yang komplit: sukses dalam kehidupan di dunia ini dan sukses di kehidupan yang kekal juga tentunya. Kunci untuk sukses seperti itu ada dalam pesan hari ini, yaitu memiliki hati yang bijaksana dalam memilih jenis gaya hidup dan prioritas dalam kehidupan kita.

Menguji gaya hidup ?
Bagaimana kita tahu bahwa gaya hidup dan prioritas yang kita pilih adalah pilihan yang benar atau keliru? Dari mana kita tahu bahwa pilihan hidup kita salah?

Tuhan Yesus memberikan petunjuk yang sangat praktis. Cara yang sangat simple namun sangat to the point. Caranya begini:

Seandainya Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya di hari ini, apakah kita seperti orang yang terjerat dalam gaya hidup dan prioritas yang salah? Apakah kita merasa guilty karena sebetulnya tahu apa yang mestinya dilakukan namun melakukan hal yang lain? Apakah kita menyadari ada kehendak Tuhan untuk kita tetapi telah kita abaikan?

Apabila hal itu yang terjadi, berarti selama ini kita hidup secara tidak bijaksana. Berarti kita telah hidup secara bodoh dan menyerah kepada pilihan-pilihan yang salah.

Belajar dari Perenungan Musa
Musa dalam usia tuanya merenungkan semua yang telah dia alami dalam hidupnya. Ada sukses duniawi yang luar biasa di kerajaan Mesir selama 40 tahun pertama kehidupannya sebagai seorang Pangeran Firaun. Ada kepedihan dan kesepian dan titik-titik terendah dalam 40 tahun kedua dalam hidupnya di padang rumput. Lalu ada 40 tahun hidup untuk melayani Tuhan ketika dia menuruti permintaan Tuhan untuk menuntun orang Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Lalu dia melihat kebelakang kepada semuanya itu dan berkata:

Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu. Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. (Maz. 90:4-6, 10)

Menghindari hidup yang berlalu begitu saja ...
Musa menyadari hidup itu bisa berlalu seketika dan lenyap tanpa meninggalkan sesuatu yang berarti. Sia-sia dan hilang begitu saja. Itulah yang terjadi apabila kita hidup secara tidak bijaksana dan memilih prioritas yang keliru. Sangat tragis tentunya hidup seperti itu. Itu bukanlah hidup yang berhasil dan sukses. Tapi kita tidak mau hal itu terjadi pada kita bukan? Oleh sebab itu marilah kita setiap hari meminta kepada Tuhan seperti apa yang menjadi permintaan Musa.

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Maz. 90:12)

All blessings,
Binsar