Jangan Lupa

“Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu,….” ( Ul. 8:11a)

Manusia memiliki kecenderungan yang besar untuk lupa: lupa akan masa lalunya, misalnya, lupa akan keadaan kita yang begitu mengenaskan sebelum mengenal Tuhan, lupa pada pertolongan-pertolongan Tuhan yang luar biasa, juga lupa bahwa segala keberhasilan yang saat ini kita alami semuanya karena pertolongan Tuhan Yesus.

Penyakit Lupa Diri Membuat Orang Tidak Pernah Puas
Ada beberapa penyebab penyakit lupa ini. Pertama: Manusia tidak pernah puas dengan apa yang dia miliki. Sekalipun masa lalunya miskin dan saat ini sudah memperoleh pekerjaan yang lumayan, dia merasa nelangsa ketika melihat tetangganya punya mobil baru dan pergi liburan ke luar negeri. Dia lupa bahwa kondisinya sekarang sebetulnya sudah jauh lebih baik dari lima tahun yang lalu. Dia lupa mensyukuri apa yang telah Tuhan Yesus kerjakan dalam hidupnya

Kedua: Ada juga orang yang memang tidak sadar bahwa Tuhan turut bekerja dalam kesuksesannya. Ia merasa dirinyalah yang hebat, pintar dan berbakat, jadi sudah sepantasnya dirinya mengalami sukses dalam pekerjaan atau karirnya. Musa berkata pada orang Israel pada saat itu:

Hanya Kemurahan Tuhan Yang Membuat Semua Kebaikan Ini
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. (Ul. 8:18)

Lalu,

Maka janganlah kau katakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. (Ul. 8:17)

Dan,

Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." (Ul. 8:19-20)

Musa memiliki apa yang tidak semua orang miliki yaitu kapasitas untuk menerima kekayaan dan sukses. Banyak orang hanya bisa menerima sukses dan kekayaan hingga titik tertentu. Lebih dari itu mereka sudah lupa diri dan lupa pada Tuhan Yesus.

Saya serius, memang ada orang yang begitu. Banyak contoh di sekitar kita. Ketika hanya punya satu mobil dan satu rumah, ia masih baik-baik saja. Begitu punya 5 rumah dan 10 mobil, ia mulai lupa hubungannya dengan Tuhan – mulai sombong dan menilai segala sesuatu dengan materi, hanyut dalam kesenangan duniawi seperti ingin punya istri lagi dan lebih senang bermain golf sepanjang hari minggu daripada ke gereja, dsb.

Mengapa Harus Berlama Lama Sengsara ?
Itu sebabnya Tuhan Yesus ijinkan orang mengalami banyak masa-masa sulit terlebih dahulu untuk menguji kesetian dan kerendahan hatinya sebelum pada akhirnya memberkati orang tersebut.

Jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, …dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya. (Ul. 8:14,16)

Mengapa harus menunggu begitu lama untuk mengalami kebaikan Tuhan? Mengapa tidak mulai hari ini kita tunjukkan bahwa kita memiliki hati yang bisa dipercaya dan tetap setia dalam keadaan apapun? Bahwa kita akan tetap setia pada Tuhan Yesus baik dalam keadaaan miskin ataupun kaya?

Memang kita tidak perlu meragukan janji Tuhan untuk memberkati dan mencukupkan kebutuhan kita. Namun apakah kita juga bisa dipercaya untuk tetap setia dalam kondisi apapun?

Bagaimana kalau hari-hari ini kita tunjukkan paling tidak dalam kesetiaan kita membaca Firman Tuhan setiap hari dan meluangkan waktu secara teratur untuk berdoa?

All blessings,
Binsar