Hati Yang Condong

Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba. Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan! (Maz 119:36-37)

Banyak anak Tuhan sulit untuk berjalan dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan karena hatinya sudah condong. Bukan condong kepada Kebenaran namun condong kepada laba. Seperti pohon yang sudah bengkok, Tidak mau lagi tumbuh keatas tapi sekali dia bengkok, dia akan turus tumbuh miring kesamping.

Ketamakan menarik kita dari kebenaran
Condong kepada laba. Laba di sini dalam Alkitab bahasa Inggrisnya covetousness, pengertiannya lebih kearah keserakahan. Keuntungan yang mudah namun mengorbankan nilai nilai kebenaran.
Umumnya hal ini tidak terjadi begitu saja. Namun umumnya dimulai ketika kita secara perlahan lahan mulai menyukai hal hal yang hampa, vanity. Hal hal yang sementara dan tidak kekal sifatnya.

Setiap hari bahkan setiap menit banyak sekali iklan yang berlalu lalang dihadapan kita menawarkan banyak hal yang sebetulnya tidak kita butuhkan. Namun karena dikemas dan di-iklankan sedemikian rupa, akhirnya membuat kita tertarik bahkan mulai mengidam-idamkan produk tersebut. Semakin lama hal itu menjadi obsesi. Dan ketika kita tidak memiliki cukup uang untuk memiliki hal tersebut, obsesi itu mendorong kita untuk mencari keuntungan secara cepat dan bahkan bila perlu melalui jalan pintas yang belum tentu sejalan dengan prinsip yang kita pegang.

Lama kelamaan hidup kita sekedar untuk mengejar kekayaan yang lebih banyak, deposito yang lebih besar dan barang barang yang lebih mahal dan lebih banyak.

Hidup yang lebih dari sekedar mencari kekayaan materi
Menginginkan kekayaan baik tapi hidup yang melulu untuk memperoleh kekayaan itu adalah hal yang hampa. Mengingin mobil yang baru dan bagus itu baik. Namun hidup yang ditujukan semata mata untuk memperoleh harta benda adalah hidup yang dangkal dan menyedihkan.

Tuhan mau agar hati kita senantiasa Condong kepada peringatan peringatanNya lebih dari harta dan laba.

Saya teringat kembali tentang suatu artikel yang ditulis mengenai hamba-hamba Tuhan gereja bawah tanah di China daratan yang beremigrasi ke Amerika Serikat. Mereka yang begitu luar biasa menghadapi penganiayaan dan siksaan di China ternyata banyak yang tidak tahan ketika menghadapi godaan kebebasan dan kenikmatan hidup di tanah Amerika. Banyak yang sebelumnya memiliki iman yang murni dan kuat lalu berjatuhan dalam dosa di tempat yang nyaman dan bebas tersebut.

Godaan dunia lebih berat dari penganiayaan
Saudara saudari, penganiayaan dan penderitaan mungkin bisa kita hadapi bersama Kristus. Namun kita perlu lebih berhati-hati menghadapi godaan yang tersembunyi dalam harta duniawi dan kenikmatan hidup. Itu semua secara perlahan-lahan bisa mengendorkan semangat kita di dalam mengikut Tuhan. Banyak hal hal yang bersifat sementara di dunia ini yang mampu membuat iman kita luntur secara perlahan lahan.

Godaan seperti ini jauh lebih berbahaya dari penganiayaan karena mengikut Tuhan.

Saya yakin bila kita bekerja dan berbisnis secara sewajarnya, Tuhan mampu membuat kita hidup dalam kelimpahan. Bahkan bekerja secara demikian akan bebas dari kesusahan-kesusahan yang tidak perlu.

Kitab Amsal berkata: Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (Ams 10:22)

All blessings,
Binsar