Bukan Saul Tapi Daud


































Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (1Sam 30:6)

Setiap kali membaca kisah Daud saya mendaapat banyak pelajaran dari kehidupannya. Daud adalah salah seorang hamba Tuhan yang merupakan tokoh favorit bagi saya karena dia begitu mewakili kehidupan kita semua. Dia orang biasa namun Tuhan bisa pakai dengan luar biasa.
Dia memiliki kelemahan namun dia bisa mengatasi kelemahannya dengan pertolongan Tuhan. Dan tentu saja seseorang yang memiliki komitmen untuk hidup menyukakan hati Tuhan yang dia kasihi. Daud melakukan dosa dalam hidupnya namun dia mau bertobat dan berubah. Dia membuat kesalahan-kesalahan dalam hidupnya. Namun Dia mau bangkit.

Dia sering merasakan ketakutan ketika dia mengalami himpitan dalam hidupNya. Namun dia selalu datang kepada Tuhan untuk meminta pertolongan. Kita bisa melihat ada masa masa yang getir dalam kehidupan Daud. Namun kita tidak akan pernah menemui Daud yang tidak bergantung dan beharap kepada Tuhan.

Ada perbedaan yang besar antara Daud dan Saul
Keduanya Tuhan angkat dari orang biasa menjadi Raja yang berkuasa atas seluruh Israel. Keduanya sama-sama bukan apa-apa ketika Tuhan memanggil dan mengangkat mereka. Namun ada perbedaan antara Saul dan Daud dalam menyikapi sukses.

Memperoleh sukses itu tidak mudah. Namun lebih sulit lagi untuk hidup di dalam kesuksesan. Sebab semakin tinggi kita diangkat akan semakin dalam juga kita bisa mengalami kejatuhan. Sepuluh meter anda naik maka ada kemungkinan sepuluh meter pula anda jatuh. Namun apabila anda sudah diangkat kepada ketinggian seratus meter, maka seratus meter pula anda bisa jatuh ke bawah. Lebih fatal dan lebih sulit untuk pulih.

Semakin tinggi kejatuhan seseorang semakin sulit dia bisa bangkit dari kejatuhan tersebut.

Daud mengerti prinsip gravitasi ini. Dia mengerti kepada siapa dia harus terus melekat agar dia tidak mengalami kejatuhan dari ketinggian yang Tuhan sudah berikan.

Prinsip Daud sederhana. Dia harus terus dekat dengan pribadi yang telah mengangkat dia. Sebab siapa yang mengangkat tentu mampu untuk mempertahankan dia untuk tetap berdiri di ketinggian tersebut. Untuk itu Daud dengan sangat berhati hati menjaga kedekatannya dengan Tuhan. Bila kita membaca Mazmur Daud, kita bisa melihat bahwa Daud sangat dekat dan intim dengan Tuhan kita. Bahasa dan kata-kata yang dia pakai di kitab Mazmur menunjukkan berapa intimnya Daud dengan Tuhan.

Sehingga dalam keadaan apapun. Termasuk ketika dia sedang terjepit sekalipun. dia tidak akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya.

Kompromi karena tekanan dari orang banyak
Saul tidak demikian. Ketika dia mengalami sukses, dia lupa diri dan mengecilkan arti menyenangkan hati Tuhan. Dia lebih takut kepada apa yang manusia / masyarakat pikirkan tentang dia.

Kita tentu ingat ketika Saul diminta menantikan Nabi Samuel di Gilgal (1Sam 13) untuk melakukan doa sebelum berangkat perang. Karena rakyat mulai hilang kesabaran, dia lebih memilih mengikuti permintaan orang banyak dari pada taat kepada perintah Tuhan. Ini pilihan yang berbahaya untuk orang-orang yang sukses. Terlalu mudah untuk Kompromi.

Dia hanya berhubungan dengan Tuhan ketika dia sedang membutuhkan pertolongan saja. Dan bila dia tidak memperoleh jawaban, dia dengan mudah mencari alternative pertolongan yang lain. Bahkan bila perlu mendatangkan arwah yang merupakan cara yang sangat dibenci oleh Tuhan.


Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar. Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi. Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergikepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah." Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraanarwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu." (1Sam 28:5-8)

Daud berbeda.

Daud mengenal dan bisa membedakan tuntunan Tuhan
Dia memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan yang selalu dia jaga. Itu sebabnya dia selalu mendapat jawaban dari Tuhan dan suara Tuhan pun tidak asing bagi dia.

Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan." (1Sam30:8)

Mengerti suara Tuhan adalah cara mencapai sukses yang tidak ada tandingannya.

All blessings,
Binsar