Telinga seorang Murid
Yes 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, ...Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Selamanya kita harus menjadi seorang murid dihadapan Tuhan Yesus.
Sebab sekali seseorang menganggap sudah lulus dan tidak perlu lagi belajar, dia menjadi sombong dan tidak mau lagi diajar oleh sekelilingnya, bahkan tanpa disadari juga mulai menolak tuntunan dan teguran dari Tuhan.
Sikap Kepada Manusia Mencerminkan Sikap Kepada Tuhan
Rasul Yohanes mengatakan bahwa bila kita tidak mengasihi orang disekeliling kita yang kelihatan, kita tidak mungkin mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan (1Yoh4:20). Sikap kita kepada sekeliling kita mencerminkan sikap kita kepada Tuhan.
Bila seorang istri sudah mulai tidak mau mendengar perkataan suaminya, itulah tanda-tanda zaman. Atau seseorang yang tidak mau mendengar nasehat kakaknya, bosnya, gurunya atau apapun otoritas yang ada diatasnya. Setiap diberi saran atau nasehat selalu mengangangap dirinya yang benar. Biasanya kalau berbicara dengan orang tersebut, mereka selalu menanggapi dengan menggunakan kata "bukan begitu", "bukannn", "ngga gitu", dan yang sejenisnya. Orang yang berbicara dengan dia jadi capek deh.
Tanpa disadari sikap kita bisa berangsur-angsur berubah. Apalagi bila kita menganggap kita sudah sukses dan berhasil dalam suatu bidang. Telinga seorang murid berubah menjadi telinga yang tuli nasehat. Atau istilah Tuhan Yesus, memiliki telinga tapi tidak mendengar.
Kalau nasehat suami atau istri, orangtua, atasan atau teman-teman tidak didengar bagaimana bisa mendengar nasehat Tuhan yang tidak kita lihat. Yang tuntunanNya kadang-kadang tidak masuk akal dan tidak biasa?
Bukannya Tuhan tidak memberi jawaban dan jalan keluar atas masalah kita Tapi Tuhan sudah berbicara dengan berbagai cara termasuk mungkin melalui nasehat di sekeliling kita. Tapi bila kita tidak memiliki telinga seorang murid, kita akan sulit menerima nasehat seperti apapun dan dari siapapun.
Firman Tuhan katakan di Ayub 33:13, 14
Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu? Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.
Tiga Jenis Manusia
Kalau kita amati di sekitar kita maka ada 3 jenis kategori orang:
- orang yang mau mendengar teguran / nasehat orang lain.
- orang yang tidak mau mendengar teguran / nasehat orang lain.
- orang yang tidak pernah lagi ditegur orang lain. Karena orang lain tahu percuma dan tidak ada gunanya untuk menegur orang tersebut.
Wah ini repot. Kalau sampai kita di-cap sebagai orang jenis tersebut. Ibarat pesawat yang terbang tanpa signal radio dan hanya mengandalkan pemandangan di balik jendela cockpit. Begitu ada awan tebal, tidak ada lagi yang kelihatan dan tuntunan radio yang dikirim menara terdekatpun tidak bisa didengar. Betapa mudahnya pesawat itu menabrak gunung yang tiba-tiba "muncul" didepannya.
Jalan menuju Kegagalan dan Sukses kadang sangat tipis perbedaannya. Sikap kita dalam mendengar yang akan menentukan Keberhasilan pekerjaan kita.
Ams 10:17 Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.
Ams 13:18 Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.
All blessings,
Binsar