Tidak Kecewa (Menghadapi Penundaan)




































Yes. 64:4 Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.

Kemampuan untuk menanggulangi penangguhan-penangguhan yang menyakitkan hati adalah bukti tentang kedalaman akar iman kita. Saya memiliki buku favorit mengenai kedewasaan rohani. Disitu dikatakan bahwa kedewasaan rohani seseorang salah satunya diukur dari reaksinya ketika menghadapi penundaan yang panjang atas janji Tuhan. Mereka yang mudah kecewa dan undur ketika doanya belum dijawab adalah kanak-kanak rohani. Seperti bayi yang minta susu. Harus diberi saat itu juga. Bila tidak, dia akan langsung menjerit dengan suara yang melengking.

Tidak demikian dengan mereka yang dewasa secara rohani. Mereka akan tetap teguh dan setia sekalipun janji Tuhan belum juga datang.

Tidak Semua Permintaan Dijawab Dengan Segera
Mengapa Tuhan tidak segera menjawab setiap doa yang kita panjatkan? Mengapa janji dan panggilannya tidak langsung saja digenapi tanpa kita harus melalui proses panjang dan menyakitkan?

Mungkin sebagian dari saudara-saudari mendapatkan suatu janji untuk keberhasilan bisnis yang luar biasa dari Tuhan Yesus. Mungkin sebagian lagi mendapat mimpi untuk menjadi pimpinan di sebuah perusahaan multinasional besar, atau keberhasilan finansial. Yang lain sedang menantikan janji Tuhan untuk pasangan hidup yang cocok. Dan mungkin sudah lima atau sepuluh tahun berlalu namun jalan menuju penggenapan janji Tuhan belum juga kelihatan.

Ketika kebutuhan begitu mendesak kita sering merasa bahwa Tuhan sangat lambat memenuhi janji-janjiNya. Tetapi hendaklah kita bersabar. Ada sebuah konsep yang dapat membantu kita untuk bersabar menunggu penggenapan janji Tuhan. Yaitu konsep waktu Tuhan (kairos). Mari kita lihat kehidupan Musa.

Tuhan Mengerti Waktu Yang Tepat Untuk Segala Sesuatu
Musa mengerti bahwa ia diutus Allah untuk membebaskan umat Israel dari tanah Mesir. Saya percaya dia menangkap panggilan itu sejak masa kecilnya, karena ia dibesarkan oleh ibu kandungnya atas perintah putri Firaun yang mengambilnya dari sungai Nil. Namun ia terlalu cepat memasuki panggilannya dan akibatnya harus melarikan diri ke tanah Midian selama 40 tahun. Pasti dia sangat kecewa atas penolakan dari orang sebangsanya sendiri. Akibatnya di usia 80 tahun kita melihat Musa yang pasif, undur dan letih serta tidak lagi memiliki semangat untuk membela bangsanya. Kenapa? Karena dia tidak mengerti waktu Tuhan.

Kita mengerti bahwa Tuhan sudah bernubuat pada Abraham bahwa bangsa Israel akan diperbudak oleh bangsa Mesir selama 400 tahun. Setelah itu baru Tuhan akan membebaskan dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Mulanya Musa tidak mengerti akan hal ini. Musa bertindak 40 tahun terlalu dini. Dia tidak menegerti kairos Tuhan. Dia tidak sabar menanti isyarat Tuhan dan mendahului Dia ketika saatnya belum tiba. Hasilnya ... kekecewaan, penderitaan dan hati yang menjadi tawar.

Tuhan Bertindak Ketika Saatnya Tiba
Namun ketika saatnya tiba, Tuhan berbicara kepada Musa dari balik semak yang terbakar. Kita tidak akan pernah bisa memahami seluruh cara kerja Tuhan kita. Namun yang jelas, Dia perlu menyesuaikan segala sesuatu agar pada waktu yang bersamaan, semua komponen yang berhubungan dengan rencanaNya menjadi siap untuk menggenapi rencanaNya. Di akhir 400 tahun itu, kondisi bangsa Mesir, kondisi orang Israel, Firaun, dan bahkan tanah orang Mesir barulah siap untuk mengalami 10 tulah dan mujizat dari Tuhan.

Apakah anda merasa Tuhan terlalu lambat menggenapi janji-Nya? Apakah anda mau bertindak sekalipun Tuhan belum memberi petunjuk-Nya? Apakah anda kemudian kecewa karena ternyata tidak terjadi seperti yang dijanjikan-Nya? Apakah kita mulai meninggalkan komitmen kita saat jawaban Tuhan tidak kunjung datang?

Ingat. Tuhan yang mengatur waktu untuk kita. Dia mengerti waktu yang paling baik untuk menggenapi janji-Nya.

Nantikan waktu Tuhan dan anda tidak akan pernah kecewa.

Pkh 3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, ...... Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

All blessings,
Binsar