Tidak Pernah Menyerah, Story of Sirivat Voravetvuthikun


Mungkin saudara saudari pernah mendengar cerita tentang Sirivat Voravetvuthikun, millioner Thailand yang jatuh bangkrut saat Krisis Ekonomi melanda Asia di tahun 1977. (Lihat di http://www.sirivatsandwich.com/news/news_eng.asp). Kisah Srivat adalah kisah klasik orang kaya yang jatuh miskin. Di tahun 1977 dia memiliki assets sebesar 8.7 juta dollar namun krisis Asia menyapu bersih kekayaannya membuat dia harus jualan sandwich di jalanan untuk bisa bertahan hidup.

Naik Tinggi dan Terbanting KerasSrivat membuat berita ketika di akhir tahun 70an, dia menjadi CEO perusahaan pialang saham termuda dalam umur 28 tahun. Sepanjang 11 tahun kepemimpinannya perusahaan itu, Asia Securities menjadi perusahaan saham terbesar di Thailand. Di akhir tahun 90an, reputasuinya membuat dia dipercaya untuk mengurus harta orang-orang terkaya di Thailand. Namun kejatuhannya terjadi ketika dia membangun resort condo di Khao Yai National Park dengan hutang sebesar 300 juta Baht. Ketika Krisis Asia melanda, harga properti ambruk dan dia mengalami kebangkrutan habis-habisan. Tuntutan pengadilan yang berlarut-larut akhirnya membawa dia kedalam kebangkrutan total di tahun 2003 dengan hutang tak terbayar sebesar 1 juta Baht. Akhirnya dia baru bisa menyelesaikan hutangnya di tahun 2006 dan sejak itu memusatkan perhatiannya pada usahanya berjualan sandwich.

Tidak Mau Menyerah
Diawal kebangkrutannya Sirivat bersama istrinya, Vilailuck dan beberapa karyawan berjualan sandwich langsung di jalan jalan. Dia membuat berita besar karena drastisnya perubahan hidupnya dari orang kaya raya menjadi penjual asongan yang bahkan sempat dikejar-kejar polisi Bangkok karena berjualan sembarangan.

Sirivat yang saat ini berusia 58 tahun menceritakan bahwa 10 tahun yang lalu hidupnya sangat depresi. Seperti layaknya seseorang yang dirawat di ruang ICU rumahsakit. Namun dengan tekad yang tak pernah padam dia berhasil membawa bisnisnya menjadi jaringan waralaba sandwich dan coffee shop yang tersebar di mall-mall dan rumah sakit di Bangkok. Saat ini dia bahkan berencana membuka delapan buah lagi Coffee Shop sebelum membawa perusahaannya masuk bursa saham atau go public di akhir tahun 2009.

Sangat impresif.

Saya jadi teringat janji Tuhan di kitab Mazmur:

TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. Maz 145:14

TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Maz 37:23-24

Ditopang Tuhan...
Asalkan ada tekad. Asakkan ada keberanian untuk menghadapi masalah. Asalakan tidak pernah menyerah. Asalkan ada keberanian untuk bangkit kembali. Tuhan pasti akan menopang kita untuk keluar sebagai pemenang.

Luar biasa bukan.

Saya jadi teringat akan perkataan Pemazmur:
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; Maz 37:25

All blessings,

Binsar