Membenci Kemiskinan

Ams 19:6-7 Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi. Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi.

Hidup ini memang keras dan kejam. Bila kita sudah hidup sekian lama kita akan menyadari kenyataan seperti yang ditulis di kitab Amsal diatas. Apabila kita miskin, tidak ada yang suka dekat dekat dengan kita. Mungkin ada beberapa teman yang tetap setia tapi kitab Amsal menyatakan bahkan seorang sahabat dan saudarapun bisa menjauh dari kita apabila kita jatuh dalam kemiskinan.

Saudara-saudara, kita bisa saja menjadi pahit hati ketika dalam perjalanan hidup kita, kita mengalami hal itu. Tapi menjadi kecewa dan sakit hati tidaklah menyelesaikan persoalan. Menjadi pahit hati hanya akan mengundang sakit penyakit kedalam tubuh kita. Bahkan akhirnya membawa seseorang menjadi kecewa kepada Tuhannya juga.

Memicu Kemiskinan Menjadi Sukses
Kebenaran diatas sebaliknya justru seharusnya membuat kita sadar dan membenci kemiskinan itu sendiri. Sedemikian bencinya kita kepada kemiskinan sehingga kita akan memicu diri kita kuat-kuat agar kemiskinan tidak menimpa dalam hidup kita.

Ams 6:9-11 Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Kita akan memicu diri agar tidak malas dalam bekerja, hidup boros dan hal-hal lain yang bisa membuat kita jatuh kedalam kemiskinan.

Kita membenci kemiskinan sedemikian rupa dan berusaha keras agar kita tidak pernah hidup berkekurangan.

Bekerja Keras Menjauhi Kemiskinan
Tuhan menyatakan bahwa setiap orang yang hidup benar dan bekerja keras tidak perlu takut untuk jatuh kepada kemiskinan. Orang yang hidup dalam kebenaran tidak akan mengalami kemiskinan dalam silsilah keluarganya. Sekalipun mungkin saja pernah ada kutuk kemiskinan pada generasi sebelumnya, karya Kristus di kayu salib melepaskan kita dan membawa hidup kita pada kehidupan yang penuh dengan penyertaan Tuhan.

Seperti yang pe-mazmur katakan:

Maz 37:25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;

Oh puji Tuhan. Pada Yesus ada pengharapan. Tidak perlu takut untuk hidup benar sesuai dengan Firman Tuhan. Tuhan Yesus sudah menjamin bahwa hidup kita maupun keturunan kita akan senantiasa dalam kecukupan bahkan kelimpahan yang disalurkan pada berbagai perbuatan baik.

All blessings,
Binsar